Sabtu, 18 Juni 2011

Mengenal Unsur Kimia

Unsur merupakan zat tunggal yang tidak dapat diuraikan lagi menjadi zat-zat lain yang lebih sederhana dengan reaksi kimia biasa. Dalam kehidupan sehari-hari kita mudah menjumpai dan mengenal unsur, terutama unsur logam seperti emas, perak, tembaga.

Nama unsur
Nama resmi dari unsur kimia ditentukan oleh organisasi International Union of Pure and Applied Chemistry (IUPAC). Menurut IUPAC, nama unsur tidak diawali dengan huruf kapital, kecuali berada di awal kalimat.. Nama unsur yang kita kenal dalam bahasa Indonesia belum tentu sama dengan nama unsur baku yang ditetapkan oleh (IUPAC) yang kita kenal kadang-kadang berbeda, misalnya tembaga nama kimia yang menurut IUPAC adalah cuprum, demikian juga emas adalah aurum. Nama unsur bisa diambil dari nama tempat atau daerah seperti germanium (Jerman), polonium (Polandia), Fransium (Perancis), europium (Eropa), amerisium (Amerika), kalifornium (Kalifornia), stronsium (Strontia, Scotlandia). Nama-nama planet juga diabadikan sebagai nama unsur seperti: uranium (Uranus), plutonium (Pluto), dan neptunium (Neptunus).

Ilmuan yang berjasa didalam bidang kimia juga digunakan seperti: einstenium (Einstein), curium (Marie dan P Curie), nobelium (Alfred Nobel). Untuk beberapa unsur yang baru ditemukan, khususnya untuk unsur dengan nomor 104 keatas mempergunakan akar kata dari bilangan. nil = 0, un = 1, bi = 2, tri = 3 quad =4, pent = 5, hex = 6, sept = 7, okt = 8 dan enn = 9. Untuk lebih jelasnya kita ambil contoh untuk unsur dengan nomor 105 yaitu unnilpentium, yang berasal dari bilangan 1 : un, bilangan 0 : nil, dan lima : pent ditambah akhiran - ium, sehingga nama unsur tersebut adalah unilpentium (Unp).

Lambang Unsur
Sampai dengan awal abad ke -19 para ahli kimia memberikan lambang-lambang pada unsur berdasarkan bentuk gambar tertentu, seperti pada beberapa contoh dibawah ini:

Sudah tentu lambang-lambang ini tidak praktis dan sering membingungkan. Maka pada tahun 1813, seorang ahli kimia Swedia, Jons Jakob Berzelius (1779 – 1848) membuat unsur dari huruf-huruf abjad sehingga mudah diingat. Sebagai contoh, hidrogen, oksigen dan carbon masing-masing mempunyai lambang H, O dan C. Jika beberapa unsur memiliki nama dengan huruf awal yang sama, maka lambang unsur dinyatakan dengan dua huruf. Misalnya, tembaga (cuprum) mempunyai lambang Cu, sedangkan kalsium (calcium) mempunyai lambang Ca. Juga mangan mempunyai lambang Mn dan magnesium mempunyai lambang Mg. Huruf kedua haruslah huruf kecil. Contoh apa perbedaan CO dan Co? CO adalah senyawa yang terdiri dari unsur karbon dan oksigen, sedangkan Co adalah lambang unsur dari kobalt (cobalt).



Unsur alam dan buatan
Total unsur kimia saat ini adalah sebanyak 118 unsur, terdiri dari 90 unsur alam, mulai dari hidrogen (bernomor atom 1) sampai dengan uranium (bernomor atom 92), kecuali teknetium (bernomor atom 43 dan promethium (bernomor atom 61). Sisanya adalah unsur kimia buatan (sintetik). Unsur kimia sintetik didapatkan dari reaksi kimia inti. Unsur kimia sintetik mempunyai sifat tidak stabil dengan waktu paruh sangat singkat (dari hitungan milidetik sampai jutaan tahun) relatif terhadap umur bumi, sehingga tidak ada lagi atom dari unsur tersebut yang ada sekarang ini secara alami karena telah meluruh.

Jumat, 17 Juni 2011

Mempelajar Ikatan Kimia Dengan Bermain Peran

Proses pembelajaran kimia tidaklah harus didominasi dengan metode eksperimen namun bisa juga dilakukan dengan metode lainnya sesuai kondisi yang ada. Karena sebagian besar ilmu kimia bersifat abstrak, maka buatlah gambaran nyata kepada siswa apa yang akan dipelajari. Atom, molekul, ikatan kimia adalah hal yang abstrak yang tidak dapat dilihat dan dirasakan secara langsung. Bentuklah gambaran imajinatif yang dapat membantu siswa dalam memahaminya.

Wyatt dan Looper (1999) dalam “Succesful Learning Comes from doing” menyatakan bahwa kita belajar 90 % dari apa yang kita katakan dan lakukan, sedangkan dari apa yang kita lihat dan dengar hanyalah 70 % saja . Bermain peran termasuk dalam upaya melibatkan siswa sehingga proses pembelajaran lebih efektif. Diantara yang dapat kita lakukan adalah dengan melakukan model pembelajaran bermain peran (role playing). Dalam Model-model Pembelajaran SMK yang disusun oleh Direktorat Pembinaan SMK (2008) model pembelajaran bermain peran (role playing) adalah model pembelajaran yang digunakan untuk mengembangkan kemampuan analogi tentang situasi permasalahan kehidupan yang sebenarnya.

Materi ikatan kimia dapat dipelajari dengan cara bermain peran. Langkah-langkah pembelajaran antara lain siswa terlibat aktif membentuk kelompok. Tiap kelompok berperan membentuk atom dan tiap siswa berperan sebagai elektron. Pada materi ikatan ion (misalnya pembentukan senyawa NaCl), siswa yang berperan sebagai elektron valensi dari atom Na, pindah ke kelompok yang berperan sebagai atom Cl. (lihat gambar). Pemberian tanda positif dan negatif pada ion yang terbentuk, bisa diperankan oleh siswa dengan membuat berteriak “positif!” atau “negative!” jika siswa yang berperan sebagai elektron valensi dari atom Na, sudah pindah ke kelompok yang berperan sebagai atom Cl. Jika jumlah siswa cukup banyak, bisa juga diperankan dalam pembentukan 3 ion, misalnya pembentukan senyawa MgCl2. Sedangkan jika jumlah siswa sedikit, siswa cukup hanya memerankan elektron valensi masing-masing atom saja. Jika ruangan tidak terlalu luas, maka siswa-siswa yang berperan sebagai elektron pada kulit atom yang sama saling berangkulan.




Sedangkan pada materi ikatan kovalen, misalnya pada pembentukan senyawa O2, siswa yang berperan sebagai elektron valensi dari atom oksigen saling berpegangan tangan (lihat gambar).

Untuk lebih memberi suasana aktif dan gembira, bisa saja tiap kelompok disuruh membuat yel-yel, asal tidak mengganggu proses pembelajaran di kelas lain. Model ini tentu saja bisa lebih dikembangkan dan tentu saja menuntut kreativitas guru. Nah, Mudah dan asyik, khan?! . Semoga bermanfaat.

Minggu, 12 Juni 2011

Percobaan Kimia Sederhana

Judul : Memeram Buah
Tujuan : Mengetahui cara memeram buah-buahan menggunakan karbit



Alat :
- Baskom plastik
- Karung goni
- Kain
- Pasir

Bahan :
- Batu karbit
- Air
- Buah-buahan mentah seperti pisang dan mangga

Cara Kerja :
- Bungkus batu karbit (sekitar 50 gr) dengan kain basah, lalu letakkan di tengah salah satu tumpukan buah yang akan di peram.
- Tutup tumpukan buah dengan karung goni dan bak plastik.
- Timbun pinggiran bak dengan pasir agar gas karbit tidak keluar.
- Peram buah selama 2-3 hari.
- Buka peraman dan biarkan buah-buahan tersebut di udara terbuka selama satu hari untuk menghilangkan bau karbit.


Penjelasan :
Hormon sangat berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Macam hormon yang terdapat pada tumbuhan antara lain auksin, giberlin, sitokinin, etilen, dan asam absisat. Etilen merupakan satu-satunya hormon tumbuhan yang berbentuk gas. Gas etilen dapat mempercepat pemasakan buah, contohnya pada buah tomat, pisang, mangga, dan jeruk. Buah-buah tersebut dipetik dalam keadaan masih mentah dan berwarna hijau. Selanjutnya, buah-buah tersebut dikemas dalam kotak berventilasi dan diberi gas etilen untuk mempercepat pemasakan buah sehingga buah sampai di tempat tujuan dalam keadaan masak.

Pada tahun 1934, R.Gane berhasil membuktikan bahwa etilen disintesis oleh tumbuhan dan berperan untuk mepercepat pematang buah. Etilen adalah gas yang dikeluarkan terutama oleh buah yang sudah tua. Jika buah yang sudah tua diletakkan di suatu tempat tertutup, buah akan cepat masak. Hal itu karena buah tersebut mengeluarkan gas etilen yang mempercepat pemasakan buah. Para pedagang sering memeram buah dengan gas etilen agar cepat masak.

Etilen, adalah senyawa C2H2 , memiliki nama trivial atau dagang gas karbit atau gas asetilena dan nama IUPAC etuna. Gas karbit tergolongan alkuna karena memiliki ikatan karbon rangkap tiga. Gas karbit dihasilkan dari reaksi antar batu karbit (Kalsium karbida = CaC2) dengan air. Dalam kehidupan sehari-hari, selain digunakan untuk memeram buah-buahan, gas karbit juga dapat digunakan untuk mengelas logam dan mengisi balon gas.

Kamis, 09 Juni 2011

Tips Sukses Belajar Kimia



Sering kita merasa belum bisa memahami pelajaran kimia. Untuk lebih meningkatkan pemahaman kita dalam mempelajari ilmu kimia, berikut ini beberapa tips yang kami beri nama dengan 5B yaitu:

1. Bisa / Percaya Diri

Kita harus percaya bahwa kita akan sukses dalam belajar kimia. Percaya diri merupakan modal utama dalam menghadapi suatu tantangan, termasuk dalam belajar kimia. Perilaku seseorang itu merupakan hasil pikirannya. Jadi, kalau kita berfikir kimia adalah pelajaran yang mudah bagi kita, maka kita akan mudah dalam belajar kimia. Sebaliknya jika kita berfikir kimia adalah pelajaran yang sulit bagi kita, maka kita akan kesulitan dalam belajar kimia. Tentu saja diringi dengan banyak berdo’a kepada Tuhan Yang Maha Esa.


2. Bahagia /Kimia Menarik


Kuatkan niat dan tekat untuk mempelajari kimia, bukan hanya karena di sekolah atau di kuliah ada pelajaran kimia. Pelajari kimia dengan mengenal kimia lebih dekat, kita akan mampu memahami banyak fenomena alam atau masalah keseharian menarik yang ada disekitar kita. Buat materi kimia dalam bentuk lagu, puisi, cerpen, singkatan ataupun istilah yang membuat kita semakin senang mempelajari dan memahami kimia.

3. Berkaitan /Hubungkan dalam keseharian

Hubungkanlah ilmu kimia yang telah kita pelajari dengan kehidupan sehari-hari. Misalnya, ketika akan minum sirup, kita menambahkan 1-2 sendok makan sirup ke dalam segelas air. Apa yang terjadi jika kita melakukan hal yang sebaliknya? Sirup menjadi manis dan tidak enak, bukan?. Dalam kegiatan tersebut, kita mendapat pengalaman mengenai konsentrasi larutan.
Ketika melihat garam dapur yang berbetuk padatan yang berwarna putih, kita harus membayangkan bahwa sejumlah padatan putih tersebut terdiri atas milyaran atom atau ion yang berukuran sangat kecil. Karena jumlahnya sangat banyak, kumpulan atom atau ion itu akhirnya kita lihat dan kita rasakan kehadirannya.Sebagian besar ilmu kimia bersifat abstrak. Maka buatlah gambaran nyata apa yang kita pelajari. Atom, molekul, ikatan kimia adalah hal yang abstrak yang tidak dapat dilihat dan dirasakan secara langsung. Bentuklah gambaran imajenatif yang dapat membantu kita memahaminya. Misalnya, atom-atom kita banyangkan sebagai bola atau lingkaran. Tiap atom dari unsur yang berbeda digambarkan seperti bola-bola yang berbeda warna, ukuran dan kekerasannya.

4. Berkesinambungan


Sifat ilmu kimia berurutan dan berkembang secara cepat. Sering kali topik-topik kimia harus dipelajari dengan urutan tertentu. Misalnya, untuk dapat memahami ikatan kimia, terlebih dahulu kita harus memahami materi struktur atom dan system periodik unsur-unsur. Oleh karena itu sangat perlu membuka kembali pelajaran-pelajaran kimia sebelumnya.

5. Berdiskusi / Belajar Bersama

Belajar bersama dan berdiskusi merupakan hal yang sangat dianjurkan. Dengan belajar bersama, kita saling membantu, karena setiap orang pasti memiliki keunggulan dan kekurangannya masing-masing. Dengan saling mengajarkan antar teman, maka ilmu tersebut akan semakin “melekat” pada otak kita. Saling membantu kawan dalam belajar juga mendidik kita agar tidak egois dan saling memahami antar kawan. Sifat-sifat tersebut sangat diperlukan dalam menghadapi tantangan hidup kita selanjutnya.
Berdiskusi juga bisa memunculkan hal-hal baru dalam mempelajari kimia. Kita dapat menggunakan cara berbeda untuk hal yang berbeda. Kimia bukan hanya pelajaran hitung menghitung, melainkan juga berisi beberapa fakta yang harus diingat, kosa kata khusus harus dipahami dan hukum-hukum yang mengaitkan satu ide dengan ide yang lain. Mempelajari fakta, tentu berbeda dengan mempelajari teknik berhitung. Untuk mengingat fakta, kita dapat menggunakan jembatan keledai. Untuk memahami konsep, kita harus mencatat dengan baik konsep tersebut, perhatikan kata-kata kuncinya, hubungkan dengan konsep yang telah kita pelajari sebelumnya.
Nah, Mudah dan asyik, khan?!

Penulis :
Kurniawan Widodo (Guru Kimia SMKN 2 Pontianak) dan
Hamdil Mukhlisin, S.Pd (Ketua Lingkar Siswa Khatulistiwa Pontianak)

Minggu, 05 Juni 2011

Beberapa Kiat Mencari Sekolah Yang Baik (bag. kedua)

7. Sesuaikan dengan kondisi keuangan



Biaya pendidikan kadang menjadi pertimbangan paling utama dalam memutuskan sekolah yang dipilihi masyarakat yang kondisi keuangannya terbatas. Biaya pendidikan yang ditarik pihak sekolah secara umum terdiri iuran SPP, bantuan pembangunan/gedung, seragam, buku, praktikum dan kegiatan ekstrakurikuler. Sekolah-sekolah yang dianggap favourit, biasanya juga akan memasang biaya pendidikan yang tidak murah. Tingginya biaya pendidikan yang diterapkan pihak sekolah haruslah diikuti juga dengan pelayanan pendidikan yang berkualitas. Oleh karena itu, sebelum menentukan pilihan sekolah, orang tua diharapkan sudah mampu mengukur kemampuan secara ekonomi tentang biaya pendidikan yang harus dikeluarkan termasuk anggaran lain di luar program sekolah, seperti uang saku, transportasi, perlengkapan sekolah dan sebagainya.

8. Fasilitas.

Pastikan sekolah memiliki fasilitas dibutuhkan anak, seperti mushola bagi yang muslim, perpustakaan, dan tempat parkir yang aman. Fasilitas lainnya mulai dari bangunan fisik, ruang kelas, perpustakaan, laboratorium, sarana olah raga dan kesenian, kantin, perlengkapan kelas, sampai dengan alat peraga edukasi yang dimiliki juga diperlukan. Sekolah diibaratkan sebagai rumah kedua bagi anak-anak, sehingga sekolah yang baik mampu memenuhi kebutuhan dan keinginan siswa.

9. Lokasi sekolah dan lingkungan.

Jarak sekolah ke rumah, lingkungan sekitar dan sarana transportasinya haruslah menjadi pertimbangan orang tua. Letak sekolahnya jauh, membuat anak harus lebih awal berangkat ke sekolah dan tentu ia pulang dalam keadaan lelah karena jarak yang ditempuhnya memakan waktu yang lama. Apalagi jika terjadi kemacetan lalu lintas, bisa dimungkinkan sering terlambat pulang maupun masuk sekolahnya. Kalau anak sudah terbiasa mungkin tidak menjadi persoalan dan tugas belajar baik di sekolah maupun mengerjakan PR bisa dilakukan dengan baik.
Lingkungan sekitar juga perlu diperhatikan, apakh sekolah tersebut dekat dengan pasar atau tempat-tempat yang bias mempengaruhi semangat belajar anak. Tidak sedikit kita temukan kasus, pelajar bolos sekolah dengan mengunjungi pasar, warnet, main bilyar dan sebagainya.

10. Ketertiban sekolah.

Kondisi sekolah yang nyaman, teduh, tenang, tertib dan lingkungan yang bersih tentu saja akan mendukung suasana proses pembelajaran. Siswa masuk dan keluar sekolah tepat pada waktunya. Kondisi sekolah yang terkesan kumuh, gersang, gaduh, penempatan perabot sekolah yang semrawut, dan tidak ada kedisiplinan yang diterapkan, akan mengganggu pembelajaran dan kurang optimal hasilnya. Siswa harus merasa senang dan betah di sekolah.

11. Kantin Sekolah

Kantin sekolah sangat dibutuhkan, terutama pada jam-jam istirahat terutama bagi siswa yang nungkin beklum sempat sarapan pagi sebelum berangkat sekolah. Orang tua harus memastikan makanan dan minuman yang dijual dikantin sekolah terjamin kesehatannya. Makanan sangat berpengaruh terhadap konsentrasi dan kecerdasan siswa.


12. Alumni yang berhasil dan berprestasi.

Salah satu kriteria dalam memilih sekolah yang baik adalah prestasi dan profil lulusannya. Sekolah yang baik, selain unggul di dalam proses, juga unggul pada hasilnya. Sedangkan keberhasilan lulusannya dapat diukur dari dapat diterima mereka di sekolah lanjutan yang kualitasnya baik serta memiliki ketrampilan yang cukup untuk mampu eksis di tengah masyarakat.

13. Jalin Komonikasi dengan Sekolah Yang sudah dipilih

Ketika anak sudah mulai bersekolah, orang tua haruslah menjalin hubungan yang baik dengan guru atau wali kelas anak. Komunikasikanlah tentang hal-hal yang menyangkut diri anak dengan sekolah. Dengan perhatian dan kerja sama yang baik antara pihak sekolah dan orangtua, anak akan semakin nyaman dalam menuntut ilmu. Dengan demikian, kesuksesan akan mudah diraih oleh anak.

Kamis, 02 Juni 2011

Beberapa Kiat Mencari Sekolah Yang Baik

Oleh: Kurniawan Widodo


Menjelang tahun ajaran baru, hampir semua orangtua berusaha mencari sekolah yang tepat untuk anak-anaknya. Harapan orang tua, tentunya ingin memberikan sekolah yang terbaik untuk anak-anak. Berikut ini beberapa kiat mencari sekolah yang ideal atau tepat bagi anak-anak.

1. Sesuaikan dengan karakter Anak.

Dalam memilih sekolah yang baik, tentu saja perlu disesuaikan dengan banyak hal, diantaranya yang penting adalah karakter anak. Memilih sekolah yang baik dan sesuai dengan karakter anak adalah sangat penting. Sekolah merupakan tempat ke dua setelah rumah tempat tinggalnya bagi anak untuk mencari ilmu dan mengembangkan kemampuan atau bakatnya. Sekolah yang baik dan sesuai dengan karakter anak akan mampu menuntun anak ke arah yang lebih baik di masa depan kelak. Di sekolah anak akan lebih banyak lagi belajar sesuatu tentang ilmu pengetahuan formal dan bagaimana bergaul, baik dengan kawan-kawannya maupun dengan guru dan pegawai sekolah sampai dengan penjual minuman dan makanan di kantin sekolah.

2. Diskusilah dengan anak

Haruslah disadari dan dipahami oleh orang tua, bahwa yang nantinya sekolah adalah anak mereka, bukan mereka. Oleh karena itu, melibatkan anak dalam memilih sekolah merupakan langkah penting, terutama pada usia remaja, Bagaimana jika ternyata pilihan anak jatuh pada sekolah yang menurut orangtua kurang sesuai? Di sinilah peran orang tua diperlukan. Ajak anak untuk berdiskusi kelebihan atau kekurangan sekolah tersebut. Buatlah kesepakatan sukarela bahwa sekolah yang akan dimasuki adalah murni pilihan anak. Dengan demikian anak akan merasa bangga karena diberi kesempatan melakukan hal yang penting. Anak diharapkan akan lebih bertanggung jawab karena merasa sekolah yang dimasukinya adalah pilihannya sendiri.


3. Lihat visi dan misi sekolah

Sekolah yang memiliki kualitas baik tentu saja memiliki visi dan misi yang jelas, terukur dan realistis. Untuk dapat mengetahui visi-misi sekolah yang diinginkan, dapat dilihat di brosur, atau media publikasi sekolah tersebut. Dari visi dan misi yang dipaparkan dapat terlihat bagaimana orientasi tujuan dan profil output yang akan dihasilkan.
Pernyataan visi dan misi ini dapat dilihat dari beberapa aspek, antara lain aspek keagamaan, akademis, mental, perilaku, kecakapan hidup, kemandirian dan kewirausahaan. Janganlah terlalu memandang aspek akademis menjadi pertimbangan pertama dalam memilih sekolah. Orang tua tidaklah terjebak pada istilah-istilah sekolah favorit, uggulan. Padahal yang dikembangkan hanya pada aspek kognitif / pengetahuan saja. Sekolah yang baik adalah sekolah yang mampu menggali, mengembangkan dan mengoptimalkan seluruh potensi peserta didiknya.

4. Perhatian terhadap pendidikan moral dan mental siswa.


Di era sekarang ini, dimana banyak tantangan dalam kehidupan generasi muda/ para pelajar, mulai dari kasus video porno artis, tawuran, narkotika, pergaulan bebas dan perbuatan menyimpang lainnya, maka peran pendidikan moral dan agama menjadi sangat signifikan terutama dalam membentuk karakter dan perilaku siswa, baik di jenjang pendidikan menengah, apalagi di jenjang pendidikan dasar.
Perhatian ini bisa dilihat dari adanya kegiatan ekstra kurikuler yang berbasiskan pendidikan moral dan mental siswa, misalnya kerohanian, pramuka den berbagai aksi social kemasyarakatan. Dengan demikian, diharapkan para siswa akan terbangun kesadaran dan pemahaman yang benar mengenai tugas, peran dan tanggung jawabnya sebagai hamba Tuhan, anak, siswa dan anggota masyarakat. Sebagai implementasinya, anak mampu menghargai orang lain dengan segala perbedaan serta mampu memilah dan memilih kegiatan-kegiatan yang bermanfaat.

5. Program dan Kurikulum pembelajaran.



Kurikurum berisi tentang perencanaan pembelajaran yang menyangkut semua kegiatan yang dilakukan dan dialami peserta didik dalam perkembangan, baik formal maupun informal guna mencapai tujuan pendidikan. Walaupun penerapan kurikulum ini sudah diatur dan diseragamkan dari pusat, tetapi pihak penyelenggara pendidikan dapat melakukan modifikasi-modifikasi disesuaikan dengan kondisi sekolah, lingkungan, dan kebutuhan masyarakat.
Sekolah yang memiliki program yang baik adalah sekolah yang mampu memberikan banyak waktu untuk mendorong minat setiap anak. Ini bisa dilihat dari aktivitas ekstra kurikuler pada sekolah tersebut.Oleh karena itu, orang tua dan calon siswa harus benar-benar jeli dan teliti dalam memilih sekolah terutama pertimbangan dari sisi kurikulum yang diterapkan sekolah tersebut. Kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler yang diselenggarakan sekolah juga perlu dicermati, apakah dimungkinkan dapat mengoptimalkan bakat dan potensi peserta didik.

6. Guru.

Guru sangatlah besar perannya dalam keberhasilan dari proses dan hasil pendidikan Orang tua harus memastikan bahwa guru di sekolah tersebut berkualitas baik, professional dalam melakukan pembelajaran serta memiliki minat yang besar terhadap kebutuhan siswa. Kurikulum yang ideal haruslah didukung oleh guru sebagai pelaksananya. Hal yang perlu diperhatikan juga adalah mengenai perbandingan jumlah siswa dengan jumlah guru pada sekolah tersebut .


(bersambung)