Jumat, 25 November 2011

Biodisel Sumber Energi Masa Depan

Kita semua mengetahui bahwa minyak bumi telah lama dikenal sebagai sumber energi yang penting dan digunakan dalam kehidupan kita sehari-hari. Selain sebagai sumber energi utama, minyak bumi juga menjadi bahan baku berbagai industri, seperti industri cat, obat-obatan, tinta dan tekstil. Tanpa disadari, kita juga menggunakan hasil olahan minyak bumi, seperi bensin, lilin dan sebagainya. Singkatnya, sekarang minyak bumi merupakan motor penggerak utama perekonomian dunia. Dibalik manfaat yang begitu penting dari minyak bumi, kita harus menyadari persediaan minyak bumi sangat terbatas dibandingkan kapasitas penggunaannya. Kita bisa membanyangkan jika, 20-30 tahun ke depan, minyak bumi akan habis. Jika itu terjadi, mungkin motor dan motor yang kita miliki akan tersimpan di dalam garasi rumah kita, karena tidak ada bahan bakarnya. Sebagai informasi, cadangan bumi minyak di Indonesia saat ini tinggal 4,8 milyar barel atau sekitar 550 milyar liter (1 barel = 114,41 L)(www.beritaiptek.com,2003). Jika tidak ditemukan cadangan minyak baru dan tingkat konsumsi tetap, bahan bakar ini akan habis dalam waktu 7 tahun. Apa lagi kita mengetahui, bahwa penduduk dunia telah mencapai 7 milyar, dan penduduk Indonesia menduduki peringkat ke-4, dengan jumlah penduduk kurang lebih 280 juta, di bawah China (1,3 milyar), India (1,1 milyar) dan Amerika Serikat (340 juta). Hal ini ditambah lagi, bahwa minyak bumi tidak dapat diperbaharui, perlu waktu sangat lama untuk proses pembentukannya. Kenyataan ini menggugah para ilmuwan untuk mencari sumber energi alternatif.
Sekarang kita sering mendengar istilah Biodisel. Tahukah anda apa itu biodisel?, biodisel adalah bahan bakar yang berasal dari mahluk hidup, seperti tumbuhan. Salah satu jenis biodisel yang dapat dijadikan sumber bahan bakar adalah biji-bijian seperti jagung dan kedelai. Tahukah anda, jagung dan kedelai sangat berpotensi sebagai sumber energi masa depan. Minyak yang terkandung dalam tumbuhan itu dapat direkayasa secara kimiawi menjadi bahan bakar pengganti minyak. Hal ini disebabkan struktur molekul minyak tumbuhan ini serupa dengan struktur molekul komponen minyak bumi. Keduanya terdiri dari rantai hidrokarbon.
Meskipun demikian, penggunaan minyak tumbuhan sebagai pengganti bensin masih memerlukan penanganan lebih lanjut. Hal  ini disebabkan rantai karbonnya masih terlalu panjang, yaitu 14-18 atom karbon, jika kita bandingkan dengan jumlah rantai karbon yang dimiliki oleh bensin, yaitu 7-10 atom karbon.  Jumlah rantai karbon minyak dari tumbuhan ini lebih mirip dengan rantai karbon yang dimiliki oleh solar, yaitu 15 atom karbon. Hal ini menunjukkan minyak tumbuhan, khususnya dari jagung dan kedelai dapat digunakan sebagai pengganti minyak bumi, jika sewaktu-waktu minyak bumi ternyata habis.
Sekarang coba kita pikirkan, tumbuhan apa yang memiliki rantai atom karbon yang seperti bensin? Pasti ada, kita berharap putra atau putri dari Kal-Bar dapat menemukannya. Amin.

Penulis: Kurniawan Widodo (guru kimia SMKN 2 Pontianak) dan Hamdil Mukhlisin, S.Pd  (Laboran SMAN 3 Pontianak)