Ternyata kulit buah juga dapat menghasilkan listrik, misalnya kulit pisang. Percobaan yang dilakukan oleh Siswa SMP Negeri 1 Baturraden adalah mengganti serbuk karbon pada batu baterai dengan kulit pisang. Caranya sederhana, yakni melumatkan kulit pisang kwemudian batu baterai kering yang sudah tidak terpakai diambil dan dibuka. Batu baterai kering yang di dalamnya dijejali kulit pisang yang telah dihaluskan itu mampu menghasilkan energi listrik. Dengan demikian bisa diambil kesimpulan bahwa fungsi penghantarnya berjalan. Ada beberapa kulit pisang yang dapat dipakai untuk bahan pengganti serbuk karbon, misalnya pisang susu, pisang ambon, dan pisang raja. Hasilnya sama, mampu memproduksi sekitar 1,2 volt, hanya ber beda sedikit dengan batu baterai biasa keluaran pabrik yang besarannya 1,5 volt. Hanya saja, baterai kulit pisang cuma mampu bertahan se kitar 5-6 jam.
Hasil penelitian lain pada http://ulfamfadli.blog.uns.ac.id/ menyatakan bahwa rata-rata tegangan yang dihasilkan oleh baterai kering dengan elektrolit kulit pisang adalah 1,24 volt. Dan ketahanan dalam jam dinding rata-rata selama 5 hari 6 jam (135 jam). Kontruksi baterai kering kulit pisang sama dengan baterai biasa. Perbedaannya adalah pada elektrolitnya. Kulit pisang mengandung beberapa mineral yang dapat berfungsi sebagai elektrolit. Mineral dalam jumlah terbanyak adalah kalium (K+). Kulit pisang juga mengandung garam sodium yang mengandung klorida (Cl-) dalam jumlah sedikit. Reaksi antara kalium dan garam sodium dapat membentuk KCl. KCl merupakan elektrolit kuat yang mampu terionisasi dan menghantarkan arus listrik. Pisang juga mengandung Magnesium dan Seng. Magnesium (Mg) dapat bereaksi dengan diklorida dan menjadi elektrolit kuat. Jumlah Magnesium hanyalah 15 % dari jumlah pisang keseluruhan. Pisang juga mengandung Seng (Zn) yang merupakan elektroda positif, jumlah kandungan Seng dalam pisang mencapai 2 %. Sehingga mineral yang paling berperan dalam menghantarkan listrik adalah kalium, yang bereaksi dengan garam sodium. Dimungkinkan garam magnesium dan seng juga turut berperan dalam menghantarkan dan menyimpan arus listrik searah. Rata-rata kulit pisang yang digunakan sebesar 3,3 gram per baterai. Sementara kulit pisang utuh rata-rata 27 gram per satu buah. Sehingga satu buah kulit pisang mampu dijadikan kurang lebih 8 baterai. Hal ini merupakan keunggulan lain dari baterai kering dari kulit pisang. Semoga bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar