Sahabat kimia, konsep pembelajaran lebih
didekatkan menurut paradigma kontruktivisme, yaitu belajar merupakan hasil
konstruksi sendiri pebelajara sebagai hasil interaksinya terhadap lingkungan
belejar. Belajar menurut Robert Heinich dkk (2005) yang dikutip oleh Pribadi
(2011:6) pada bukunya yang berjudul “Model Desain Sistem Pembelajaran”
diungkapkan sebagai”...development of new
knowledge, skill, and attitudes as individual interact with learning resources.”.
Belajar merupakan sebuah proses pengembangan pengetahuan, ketrampilan, dan
sikap yang terjadi manakala seorang melakukan interaksi secara intensif dengan
sumber-sumbar belajar.
Sahabat kimia, teori pembelajaran lebih bersifat
preskiptif sedangkan teori belajar bersifat deskriptif. Preskriptif karena tujuan
utama teori pembelajaran adalah menetapkan metode pembelajaran yang optimal,
sedangkan deskriptif karena tujuan utama teori belajar adalah menjelaskan
proses belajar. Teori belajar menaruh perhatian pada hubungan diantara
variabel-variabel yang menentukan hasil belajar. Sedangkan teori pembelajaran
menaruh perhatian pada bagaimana seseorang mempengaruhi orang lain agar terjadi
proses belajar. Dengan kata lain proses pembelajaran dapat diartikan sebagai
suatu peristiwa yang sengaja direncanakan agar dapat memudahkan individu dalam
menempuh suatu proses belajar. Pembelajaran merupakan suatu proses yang
memiliki tujuan yaitu memfasilitasi individu agar memiliki kompetensi spesifik
berupa pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang diperlukan untuk melakukan suatu
tugas atau pekerjaan spesifik.
Sahabat kimia, seorang ilmuan pembelajaran, Gagne
(1992) dalam bukunya yang terkenal “Principles
of Instructional Design” menyatakan asumsi dasar tentang desain
intruksional yang kita kenal sebagai desain pembelajaran adalah “ Basic assumptions about instructional
design; firts, we adpt the instructional design must be aimed at aiding the
learning of the individual. Second, instructional
design has phases that are both immediate and long-range. Third, sistematically
designed instruction can greatly effect individual human development, and
fourth, instructional design should be conducted by means of a systems
approach”. Desain intruksional atau desain pembelajaran disusun untuk
membantu proses belajar peserta didik, didasarkan pada pengetahuan
tentang cara belajar manusia, dimana proses belajar itu memiliki tahapan
jangka pendek dan panjang. Desain pembelajaran dapat mempengaruhi perkembangan individu secara maksimal
dan dilakukan dengan menerapkan
pendekatan sistem. Belajar dapat dipengaruhi oleh dua faktor yakni faktor
internal dan eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berkaitan dengan
kondisi yang ada di dalam individu peserta didik, seperti kemampuan dasar, gaya
belajar, minat dan bakat serta kesiapan setiap individu untuk belajar. Faktor
eksternal adalah faktor yang dari luar individu, yakni berkaitan dengan
penyediaan kondisi atau llngkungan yang didesain agar peserta didik belajar.
Desain pembelajaran berkaitan dengan faktor eksternal tersebut. Kondisi
internal juga dapat dibangkitkan oleh pengaturan kondisi eksternal.
Sahabat kimia, dalam mendesain dengan proses pembelajaran
yang dapat dilakukan peserta didik untuk mempelajari suatu materi pembelajaran
yang didalamnya mencakup rumusan tujuan yang harus dicapai atau hasil belajar
yang diharapkan, rumusan strategi yang dapat dilaksanakan untuk mencapai
tujuan, termasuk metode, teknik dan media yang dapat dimanfaatkan serta teknik
evaluasi untuk mengukur atau menentukan keberhasilan pencapaian tujuan. Oleh karena itu sebagai pendesain atau perancang pembelajaran
dan pengembang program-program pembelajaran yang profesional perlu memilih
teori belajar yang relevan dan tepat untuk diterapkan dalam kegiatan pembelajaran
yang akan dikembangkan.
Sahabat
kimia, pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu saja dari pikiran guru kepada
peserta ddik (pebelajar). Pebelajar harus aktif secara mental membangun
struktur pengetahuannya berdasarkan kematangan kognitif yang dimilikinya.
Asumsi asumsi dasar dari kontruktivisme antara lain adalah pengetahuan
dikonstruksikan melalui pengalaman, belajar adalah penafsiran personal tentang
dunia nyata, dan belajar adalah proses aktif dimana makna dikembangkan
berdasarkan pengalamam. Oleh karena itu, peranan guru dalam belajar
konstruktivistik adalah membantu agar
proses pengkonstrusian pengetahuan oleh peserta didik berjalan lancar. Guru
tidak mentransferkan pengetahuan yang telah dimilikinya, melainkan membantu peserta
didik untuk membentuk pengetahuannya sendiri. Guru dituntut untuk lebih
memahami jalan pikiran atau cara pandang peserta didik dalam belajar. Sedangkan
peranan peserta didik atau pebelajar adalah aktif dalam melakukan kegiatan,
aktif berpikir, menyusun konsep dan memberi makna tentang hal-hal yang sedang
dipelajari.
Sahabat kimia sangat diharapkan guru mengambil prinsip kontruktivisme
untuk menyusun metode pembelajaran yang lebih menekankan keaktifan siswa baik
dalam belajar sendiri maupun bersama kelompok. Guru-guru mencari untuk lebih
mengerti apa yang dipikirkan dan dialami siswa dalam proses belajar. interaksi
yang terjadi antar siswa di kelas dihidupkan, serta siswa diberi kebebasan
mengungkapkan gagasan dan pemikiran mereka. Demikian semoga bermanfaat.