Jumat, 17 Juni 2011

Mempelajar Ikatan Kimia Dengan Bermain Peran

Proses pembelajaran kimia tidaklah harus didominasi dengan metode eksperimen namun bisa juga dilakukan dengan metode lainnya sesuai kondisi yang ada. Karena sebagian besar ilmu kimia bersifat abstrak, maka buatlah gambaran nyata kepada siswa apa yang akan dipelajari. Atom, molekul, ikatan kimia adalah hal yang abstrak yang tidak dapat dilihat dan dirasakan secara langsung. Bentuklah gambaran imajinatif yang dapat membantu siswa dalam memahaminya.

Wyatt dan Looper (1999) dalam “Succesful Learning Comes from doing” menyatakan bahwa kita belajar 90 % dari apa yang kita katakan dan lakukan, sedangkan dari apa yang kita lihat dan dengar hanyalah 70 % saja . Bermain peran termasuk dalam upaya melibatkan siswa sehingga proses pembelajaran lebih efektif. Diantara yang dapat kita lakukan adalah dengan melakukan model pembelajaran bermain peran (role playing). Dalam Model-model Pembelajaran SMK yang disusun oleh Direktorat Pembinaan SMK (2008) model pembelajaran bermain peran (role playing) adalah model pembelajaran yang digunakan untuk mengembangkan kemampuan analogi tentang situasi permasalahan kehidupan yang sebenarnya.

Materi ikatan kimia dapat dipelajari dengan cara bermain peran. Langkah-langkah pembelajaran antara lain siswa terlibat aktif membentuk kelompok. Tiap kelompok berperan membentuk atom dan tiap siswa berperan sebagai elektron. Pada materi ikatan ion (misalnya pembentukan senyawa NaCl), siswa yang berperan sebagai elektron valensi dari atom Na, pindah ke kelompok yang berperan sebagai atom Cl. (lihat gambar). Pemberian tanda positif dan negatif pada ion yang terbentuk, bisa diperankan oleh siswa dengan membuat berteriak “positif!” atau “negative!” jika siswa yang berperan sebagai elektron valensi dari atom Na, sudah pindah ke kelompok yang berperan sebagai atom Cl. Jika jumlah siswa cukup banyak, bisa juga diperankan dalam pembentukan 3 ion, misalnya pembentukan senyawa MgCl2. Sedangkan jika jumlah siswa sedikit, siswa cukup hanya memerankan elektron valensi masing-masing atom saja. Jika ruangan tidak terlalu luas, maka siswa-siswa yang berperan sebagai elektron pada kulit atom yang sama saling berangkulan.




Sedangkan pada materi ikatan kovalen, misalnya pada pembentukan senyawa O2, siswa yang berperan sebagai elektron valensi dari atom oksigen saling berpegangan tangan (lihat gambar).

Untuk lebih memberi suasana aktif dan gembira, bisa saja tiap kelompok disuruh membuat yel-yel, asal tidak mengganggu proses pembelajaran di kelas lain. Model ini tentu saja bisa lebih dikembangkan dan tentu saja menuntut kreativitas guru. Nah, Mudah dan asyik, khan?! . Semoga bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar